Orange Bali Retail

Antara Bondan Winarno & Tukul Arwana


Apa yang menarik dari 2 pria yang sama-sama berasal dari semarang ini? Keduanya sama-sama digemari! Setuju kan?

Bondan Winarno, mantan wartawan dengan sejuta talen dan pengalaman. Pertama kali bersentuhan dengan pak Bon [kaya james bond] sewaktu masih kerja di radio. Tiap kali browsing ujung-ujungnya nyantol di kolom plesir & makan [jalansutra] kompas.com. Membaca tulisan beliau sangat menyenangkan, kita dibawa mengenali setiap masakan yang dia sajikan dengan cara bertutur lewat tulisan. Pokoknya pengetahuan bapak satu ini tentang kuliner tidak ada duanya.

Sementara si Tukul, pelawak yang sekarang ini bisa jadi mendapat label baru, seorang entertainer, begitu menyita perhatian pertama kali menyaksikan empat mata. Padahal saat itu acara tukul bersaing dengan acara om farhan yang notabene juga banyak digemari. Lha dhalah…kok ya Tukul dengan 4 matanya semakin meroket kelangit. Tua-muda menjadi gemar berucap ‘tak sobek-sobek mulutmu!”. Termasuk saya dengan suami yang sering bilang “puas,puas,puas”.

Keduanya memang sama-sama menyita perhatian. Yang satu membuka mata kita akan kekayaan kuliner bangsa Indonesia. Sampai-sampai semua latah mengucapkan Mak nyoss [padahal ini trade marknya Umar Kayam lho]. Bondan menjadi sosok host yang setia dinantikan oleh penggemarnya, tidak hanya mereka yang suka masak, tapi juga ditunggu yang suka makan termasuk saya. Bondan membawa kita kembali ke urusan makan tidak perlu bersusah-susah dengan table manner, toh kita di Indonesia. Bondan sering dengan cueknya menjilat jempol atau telunjuknya ketika makan ada saos yang nempel. Manusiawi sekali! Saya dan mungkin penonton yang lain merasa diajak dan diingatkan bahwa semua makanan enak, kalo ada yang kurang bahkan tidak enak itu berarti kecelakaan! Sekali lagi manusiawi toh, lha wong saya sendiri cuman bisa masak tumis-tumisan, tom yam kung, nasgor, dan migor…..secara saya memang bukan koki gitu lho! he he he he he he

Hampir lupa, Tukul juga menyita perhatian kita, karena dia bukan sekedar membuat lelucon, dia juga menertawakan dirinya, menjadikan dirinya bahan tertawaan. Ini kan susah. Coba ngaca pernah tidak kita menertawakan kekeliruan atau kekonyolan yang kita lakukan? Mungkin yang sering kita lakukan hanyalah menertawakan kekeliruan orang lain dan terbahak-bahak melihat kekonyolan orang lain tanpa berusaha membuat mereka tidak keliru dan konyol lagi di lain waktu.

Maju terus pak Bon! Gila terus Om Tukul!!

diculik dari http://ayunita.multiply.com/journal/item/48