Tukul 'Disobek-Sobek' KPI


Kapanlagi.com - Setelah didemo ratusan pelajar SD di Surabaya, popularitas Tukul Arwana kembali diuji. Kali ini Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) ikut mengecam aksi Tukul di acara Empat Mata. Bahkan lembaga negara yang berfungsi sebagai lembaga pengawas penyiaran itu akan memberikan teguran bagi acara yang tayang tiap Senin sampai Jum'at pada pukul 21.30 -23.00 itu.

Dalam kesempatan usai menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam rangka peringatan hari pers se-dunia, Kamis (3/5), Ketua KPI, Sasa Djuarsa Sendjaja, mengatakan bahwa di dalam tayangan Empat Mata, Tukul beberapa kali mengungkapkan pernyataan verbal yang mengandung unsur pelecehan.

"Dalam perilaku penyiaran, yang namanya kekerasan tidak hanya bersifat fisik saja, tetapi juga dalam bentuk verbal, khususnya pernyataan verbal yang mengasosiasikan daerah vital laki-laki atau perempuan," jelas Sasa.

Lebih lanjut Sasa mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi dari rekaman acara Empat Mata. Dari evaluasi yang dilakukan KPI terdapat kesimpulan, pertama memang ada unsur pelecehan, kedua unsur vulgar.

"Kami juga banyak menerima keluhan mengenai hal tersebut dari masyarakat dengan demikian kami sepakat untuk memberikan teguran pada dia (Tukul, Red)," ungkap Sasa.

Dalam tegurannya nanti, KPI secara spesifik akan menunjukkan mana-mana yang masuk dalam kategori kekerasan verbal.

"Dengan demikian kita berharap hal-hal semacam itu bisa dihilangkan dan jangan sampai terulang lagi," pungkas Sasa. (kl/wwn)

'Cipiki Cipika' Dieliminasi, Tukul Arwana Pilih Pasif



Kapanlagi.com - Dalam waktu dekat, adegan cium pipi kiri dan cium pipi kanan (cipiki cipika) yang kerap mewarnai acara bicang-bincang "Empat Mata" yang dipandu Tukul Arwana bakal dieliminasi setelah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melayangkan teguran yang menyebut humor sang pembawa acara menjurus pornografi.

"Saya pasif saja. Biar bintang tamu yang aktif. Sudah saya kurangi, besok Senin (7/5) mungkin juga jarang cipiki cipika," kata Tukul usai pentas di Auditorium Universitas Diponegoro Semarang, Sabtu (5/5).

Tukul mengaku dapat menerima teguran itu dengan lapang dada, karena "cipiki cipika" memang tidak masuk dalam skenario, tetapi murni improvisasi panggung dari pria bernama asli Riyanto itu.

Tanpa harus "cipiki cipika" dengan bintang tamu, Tukul yakin tayangan jenaka itu tetap akan disukai pemirsa. Mantan pelawak Srimulat itu mengaku tidak memperoleh keuntungan dari adegan cipiki cipika itu, kecuali hanya memicu efek jenaka yang memang ditunggu penonton

"Hasil "cipiki cipika" itu apa? Menguntungkan buat saya atau tidak, saya juga tidak paham," kata bekas sopir angkot jurusan Johar-Panggung Semarang itu. (*/erl)