Strategi Pemasaran dan Positioning Empat Mata

Suka tidak suka, faktanya Empat Mata saat ini memang sedang menikmati kesuksesannya. Menurut saya, kesuksesan itu tak lepas dari strategi pemasaran yang dilakukan Tukul, segenap pemain pendukung, beserta tim kreatifnya. Antara lain:

. Dare to be different
Dari segi materi lawakan, Tukul cukup orisinil dan up-to-date dibandingkan rekan-rekan seprofesinya. Sebagai seorang pelawak, jam terbang Tukul Arwana memang sudah cukup tinggi — sejak menjadi penyiar radio hingga bermain dengan Srimulat dan pemain senior lainnya.

. Determine your own fame
Laptop dan PDA sebenarnya kontradiksi mengingat Tukul memosisikan dirinya sebagai wong ndeso dan katro. Tapi siapa sangka, “kembali ke laap.. toopp..” justru menjadi roket pendorong kesuksesan Tukul. Lebih-lebih, trademark laptop dan PDA terbilang mampu mengalahkan kompetitor lain dan menyampaikan komunikasi secara lebih efektif pada audiens.

. Make an emotional connection
Mengingat sebagian besar penduduk Indonesia masih hidup di garis yang serba pas-pasan, jokes Tukul berhasil membuat koneksi emosional dengan mereka. Bila menonton sinetron (yang menonjolkan serba kemewahan) membuat mereka minder, menyimak Empat Mata justru membuat mereka bisa menerima diri mereka apa adanya tanpa harus merasa malu. Feelings of closeness, affection, dan trust inilah yang memikat banyak penonton.

. Internalize the brand
Sebenarnya internalisasi merek lebih pas diterapkan untuk tangible goods. Namun, Empat Mata sebenarnya sudah melakukan internalisasi nilai-nilai dan ide-ide yang komprehensif dan koheren, serta secara konstan terus-menerus ditampilkan dan dikomunikasikan dalam setiap tayangannya. Sungguh, ini merupakan cara mengikat pemirsa dengan sangat efektif.



sumber : http://nofieiman.com/2007/03/vega-dian-tukul-arwana-empat-mata/

1 comment:

Anonymous said...

maaf yaaaaa
saya akui bahwa tukul sangat keren dalam pemasaran.. tapi,
dari metode pembahasaannya, anda, kalian atau siapapun ngerasa gak kalau itu seperti pembodohan, lebih banyak ke kata-kata yang tidak layak (porno) dan gaya-gaya yang aneh, gak penting ..
tapi dari sini saya menyadari bahwa segitulah tingkat intelektual dan cara bergaul manusia indonesia.. bener gak?
matur nuwun